Kamis, 29 Maret 2012

Remaja dan Perubahan Peradaban

       Sekarang merupakan masa puncak, puncak teknologi dengan berbagai pencapaian alat-alat modern yang menyertainya, puncak budaya dengan dobrakan trend-trend masa kini, dan yang terpenting merupakan puncak peradaban dunia. Kalau kita membicarakan masalah hal-hal baru yang tumbuh seiring dengan perubahan budaya maupun peradaban tentulah takkan ada habisnya.
       Secara garis besarnya, yang paling merasakan dampak perubahan baik budaya maupun teknologi tentulah remaja yang di dominasi para pelajar. Ya, meskipun seluruh masyarakat sebenarnya juga merasakan dampak perubahan tersebut, namun yang paling merasakan ya, itu tadi, remaja. Tentunya dengan alasan karena remaja matanya lebih terbuka untuk mengetahui dunia luar. Karena masa mereka merupakan masa dimana  rasa keingintahuannya tinggi, sehingga tak perlu ada halangan untuk memuaskan rasa keingintahuan mereka.
       Sebenarnya hal itu merupakan suatu hal yang positif, dengan rasa keingintahuan itu remaja akan tumbuh cerdas dan berwawasan luas. Namun dalam batasan toleransi tertentu, karena rasa keingintahuan itu juga akan berkembang ke hal-negatif jika tidak dibarengi pendidikan akhlak ataupun karakter yang memadai. Karena bisa jadi mereka hanya menampung saja seluruh budaya masa kini tanpa disaring terlebih dahulu, seperti kasus-kasus yang banyak menimpa remaja kita sekarang ini.
      Yang menjadi pemicu tentunya globalisasi. Globalisasi yang dewasa ini marak dibicarakan, terutama di kalangan orangtua yang mengeluhkan perilaku anaknya yang susah diatur. Sebenarnya hal itu benar tidak sih?, jika kita memandang dari segi umum atau global, hal itu memang benar, karena pada kenyataannya remaja sekarang memasukkan seluruh hasil-hasil peradaban masa kini yang sebenarnya didalam peradaban budaya yang di bawa oleh Barat tersebut bertentangan dengan nilai-nilai agama dan nilai luhur bangsa kita yakni Pancasila. Mereka menganggap bahwa budaya yang dibawa oleh bangsa Barat tersebut sesuai dan tidak salah. Akibatnya mereka telah lupa dengan Pendidikan Kewarganegaraan yang diajarkan di sekolah. Pancasila yang seharusnya menjadi pedoman hidup, kini hanya tinggal semboyan saja yang makna filosofisnya ikut tergerus globalisasi bersamaan dengan demoralisasi moral remaja.
       Remaja yang seharusnya menjadi timpuk kepemimpinan di masa memdatang kini bahkan tak mempersoalkan bangsanya, karena mereka telah teracuni budaya globalisasi yang menekankan kehidupan egoisme atau ke-akuan, konsumerisme, pola hidup bebas dan hal-hal lain yang tentunya tidak sesuai dengan kaidah -kaidah yang ada dalam masyarakat.
      Tentunya kita tidak ingin melihat betapa bobroknya mental remaja kala ini. Tidak ada kata terlambat, hal ini masih bisa dicegah. Namun tidak hanya remaja saja yang patut disalahkan dan disuruh berbenah diri. Para orangtua-pun, termasuk guru dalam hal ini harus menanamkan akhlak mulia dalam diri pelajar tersebut, sehingga remaja yang ditakutkan tidak akan mampu mengendalikan bangsa ini dimasa mendatang tidak akan pernah terwujud. 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Printable Coupons